Yang sedang ramai dibicarakan saat ini tentang Tari Tor-Tor dan alat musik Gordang Sembilan ( Sembilan Gendam ) yang diakui sebagai salah satu warisan budaya Malaysia. Peristiwa ini bermula tatkala Kantor berita Bernama di Malaysia mewartakan jika Menteri Penerangan Komunikasi dan Kebudayaan Datuk Seri Rais Yatim ingin mendaftarkan dua budaya tersebut sebagai Warisan Kebangsaan.
Sebagai bangsa Indonesia kita harus bangga karena memiliki banyak kekayaan budaya. Lihat begitu banyak budaya Indonesia yang sering diakui sebagai kebudayaan negeri tetangga seperti Reog, batik, tari pendet, angklung dan sekarang tari tor-tor dan alat musik Gondang Sembilan.
Tak cuma di tv, media cetak, facebook dan juga twitter yang ramai dibicarakan juga tentang tor tor. Tweeps Indonesia langsung bereaksi dengan hashtag#TorTorPunyaIndonesia . Dan bahkan tagar ini menghiasi trending topic world wide.
Truss..sebagai bangsa Indonesia yang baik & cinta kebudayaannya sudah tahu belum tentang tari tor tor ?
Tarian
tor-tor adalah tarian yang gerakannya seirama dengan music (
magondangi ) yang dimainkan dengan alat music tradisional ( gondang,
suling, terompet ).
Budaya ini sudah ada sejak 500 tahun lalu di Mandailing. Alat musik gondang 9
dan tari tor-tor digelar bersamaan. Pada suku Mandailing, gondang 9 dan
tari tor-tor digelar untuk perayaan, hajatan, dan penyambutan tamu yang
dihormati.
Pada masa kolonial, kesenian ini menjadi hiburan para
raja dan sebagai bentuk perlawanan terhadap serdadu Belanda. Ada bunyi
tertentu yang ditabuh, menandakan kedatangan serdadu Belanda. Ketika
gondang dibunyikan, masyarakat diminta mengungsi. Bunyi lainnya meminta
masyarakat untuk kembali ke kampung karena serdadu sudah pergi.
Suku Mandailing pun berbeda-beda dalam menyebut alat musik gondang. Mandailing yang bermukim di wilayah Angkola, Sidimpuan, Tapanuli Selatan, mengenal dengan sebutan gondang 2. Sebelumnya disebut gondang 7 di tiga wilayah itu. Hanya di Mandailing Natal yang sebutannya tetap sampai sekarang, gondang 9.
Suku Mandailing pun berbeda-beda dalam menyebut alat musik gondang. Mandailing yang bermukim di wilayah Angkola, Sidimpuan, Tapanuli Selatan, mengenal dengan sebutan gondang 2. Sebelumnya disebut gondang 7 di tiga wilayah itu. Hanya di Mandailing Natal yang sebutannya tetap sampai sekarang, gondang 9.
Adanya perubahan sebutan
gondang 7 menjadi gondang 2 karena kesenian budaya ini sempat dilarang
pada masa penjajahan. Mengingat sering digunakan sebagai bentuk
perlawanan terhadap kompeni. Alatnya juga berat untuk dibawa bila
mengungsi.
Sejarah mencatat bahwa tarian ini digunakan
dalam acara ritual yang berhubungan dengan roh yang “masuk” ke patung
batu ( symbol dari leluhur ) lalu patung tersebut bergerak seperti
menari walaupun gerakannya kaku. Gerakan tersebut meliputi gerakan kaki (
jinjit – jinjit ) dan gerakan tangan.
Jenis tarian tor-tor pun
bervariasi ; tarian tortor Pangurasan biasanya untuk pesta besar, tarian
tortor Sipitu Cawan biasanya digelar untuk pengukuhan raja, tarian
tor-tor Tunggal Panaluan biasanya digelar jika suatu desa dilanda
musibah.
( sumber ; sidomi.com & tempo.co )
Jadi refleksi juga buat Indonesia, jangan cuma marah saat di claim tapi enggan belajar budaya, hehe
BalasHapussiipp mas gandi :))
HapusTugas generasi muda untuk menjaga dan melestarikannxa. Jangan Lady Gaga aja yang dipuja-puja.
BalasHapusKetoprak, Wayang Orang, Orkes Keroncong sepi peminatnya, umumnya hanya yang tua-tua yang nonton.
Salam hangat dari Surabaya
salam hangat jg dr tulungagung pakde :)
HapusSetuju sama Koment dari Pakdhe.
BalasHapusNah tugas orng tua yang mengenalkan dengan kebudayaan negeri sendiri
memang harus sejak dini ya mas insan mengenalkan budaya Indonesia pd anak2 :)
Hapusbujug dah... Malaysia, kagak ada capek2nye ngakui punye orang, hadeeuuh... =,=
BalasHapussetuju juga ma pakdhe *bukan pengagum LG*
malaysia lg malaysia lg ya.. :D
Hapussebenarnya banyak guru BAPAK SENI yang sekarang berpindah ke malaysia dan mewariskan seni2 ini ke malaysia >.< jadinya mereka pada bisa tarian atau budaya atau seni2 karya Indo... dulu waktu saya ke pontianak sebenarnya banyak lho salah Indo kepada mereka itu....
BalasHapus1. kenapa malaysia terus melewati perbatasan, sebenarnya banyak pulau2 yang dijual kepada mereka namun tidak secara legal dan mereka sekarang meminta ke legalitasanya.
2. budaya yang sekarang beralih ke malaysia itu ternyata banyak guru bapak seni yang pindah kesana dan mengajarkan seni2 indonesia di malaysia sana, (mereka tidak akan bisa mengimitasi budaya, seni, karya kita tanpa mereka pelajari)
-____- afwan kalo OOT
sgt disayangkan ya Kaze...
Hapuskyknya ada aja bila berurusan dgn negara tetangga yg satu itu..